24 Maret 2008

Teknologi ultrasonografi (USG)

Mengetahui kondisi janin dalam rahim, adalah keinginan semua pasangan suami-istri (pasutri). Namun, fasilitas ultrasonografi (USG) yang ada selama ini, rupanya belum bisa memenuhi keinginan itu. Kini, impian para pasutri ini bisa terwujud.
Sebuah teknologi USG terbaru telah hadir di Indonesia. Tepatnya, di rumah sakit ibu dan anak (RSIA) Family. "Teknologi baru ini disebut Real Time 4D Technology," kata dr Johny Herman SpOG, Direktur Utama RSIA tersebut. Kehadiran teknologi ini di Indonesia adalah untuk kali yang pertama dan masih satu-satunya.
Baca selengkapnya……
Melalui teknologi ini, pergerakan janin di dalam rahim bisa dipantau lebih jelas. "Bentuk janin pun tampak sangat jelas," kata dr med Dario Turk SpOG, staf medis RSIA yang ahli dalam menggunakan peralatan tersebut.
Teknologi baru ini merupakan pengembangan dari teknologi 3D yang bisa merekam janin berupa gambar statis (tak bergerak). Pada teknologi 4D, gambar yang ditampilkan adalah gambar bergerak dan bisa dilihat dari berbagai sisi karena ada panel untuk merotasi (memutar) gambar. "Pada usia 11 hingga 14 minggu, 7-80 persen kelainan bisa terdeteksi," jelas ahli kandungan yang berkebangsaan Kroasia ini. Termasuk, kalau janin itu kembar siam atau janin yang hidrosefalus (kepalanya besar). Bahkan, organ dalam tubuh janin pun bisa dideteksi. Ini karena alat ini tersebut mampu menampakkan kondisi bagian per bagian janin.
Caranya, janin direkam dalam bentuk 3D. Selanjutnya, dengan teknologi komputer, gambar tubuh janin itu diiris di bagian yang dikehendaki. Lalu, gambar dirotasi hingga bagian dalam irisan itu nampak dengan jelas. "Kalau daerah kepala yang kita iris secara horisontal, kelainan yang ada pada otak, bisa terdeteksi," jelasnya. Termasuk, jika ada tulang tengkorak yang mendesak otak.
Kelainan seperti downsyndrom pun bisa dideteksi. "Kelainan ini bisa diketahui dengan mengukur tulang hidung," jelas Dario. Pasalnya, kelainan tulang hidung diketahui sebagai gejala terbaru downsyndrom.
Alat yang kali pertama dibuat oleh Australia pada Mei 2000 ini terdiri atas layar monitor yang dilengkapi dengan keyboard seperti komputer. Selain itu, juga ada tombol-tombol dengan berbagai fungsi, salah satunya untuk merotasi gambar. Ada pula sensor untuk ditempelkan di perut ibu untuk merekam gambar janin.
Pada teknologi USG yang konvensional, tampilan janin di layar monitor hanya terlihat samar-samar. Karenanya, tak heran kalau terkadang terjadi kesalahan diagnosis. "Namun, dengan real time 4D technology, pasutri bisa melihat wajah, tubuh, anggota tubuh, posisi dan gerakan janin yang lebih jelas," ungkapnya.
Mereka juga bisa melihat tingkah si janin yang terkadang membuka mulut seperti bayi yang menangis. Dokter pun bisa melakukan diagnosis terhadap kesehatan janin dengan lebih tepat. Untuk ukuran teknologi baru dan satu-satunya biayanya pun bisa dikatakan murah. Yaitu, 750 ribu rupiah.